Menjadi orang tua tentunya merupakan tantangan tersendiri bagi kita semua. Karena cepat atau lambat, orang-orang akan berkeluarga dan memiliki keturunan. Dan menjadi orang tua tentunya tak bisa sembarangan. Kita harus cerdas dalam mendidik dan mengambil keputusan demi kelangsungan masa depan si buah hati. Ketika si buah hati masih berusia batita, mungkin semuanya masih terasa mudah dan menyenangkan. Namun lain halnya saat anak telah memasuki usia sekolah.
Saat si kecil menginjak usia tujuh tahun, sebuah keputusan penting terkait pendidikan anakpun harus dibuat oleh orangtua.
“Akan menyekolahkan si kecil di mana?”
“Sekolah mana yang terbaik untuk tumbuh kembang dan proses belajarnya?”
“Sekolah formal atau homeschooling saja?”
Dan segudang pertanyaan lainnya. Yang jadi bahan pertimbangan orang tua biasanya tak akan jauh-jauh dari tiga hal: biaya, kualitas pendidikan, dan jarak.
Sekolah formal jadi pilihan favorit orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya. Namun tak sedikit juga orangtua yang menyekolahkan anaknya dengan menempuh cara homeschooling, lho.
Lantas, apa persamaan dan perbedaan keduanya?
Mari kita mulai dari persamaan yang dimiliki oleh dua sekolah ini.
Baik sekolah formal dan homeschooling, keduanya merupakan lembaga legal yang keberadaannya diakui oleh negara. Sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 27. Keduanya sama-sama merupakan model pendidikan yang bertujuan untuk mendidik anak dengan ilmu pengetahuan.
Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang mencakup IPTEK, nasionalisme, kesehatan, olahraga, dan estetika jadi persamaan keduanya. Sekolah formal dan homeschooling juga sama-sama akan mengikuti Ujian Nasional (UN).
Sedangkan untuk perbedaan, hal ini terlihat jelas dari sistem yang ditempuh. Untuk sekolah formal, Anda semua pasti sudah cukup paham mengenai aturan mainnya. Semua murid tanpa terkecuali harus datang bersekolah setiap hari, dari Senin hingga Jumat.
Murid tersebut akan dibagi perkelas untuk menerima materi yang diajarkan oleh guru mata pelajaran terkait. Semua anak diperlakukan sama, tanpa terkecuali.
Jika sekolah formal melakukan segala aktivitas pendidikan di gedung sekolah, lain halnya dengan homeschooling. Homeschooling dilaksanakan di rumah siswa, atau di lokasi yang telah disepakati.
Homeschooling juga memiliki aturan yang jauh lebih fleksibel dibanding sekolah formal. Mata pelajarannya bisa diatur sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Jika sekolah formal memiliki kurikulum yang telah diatur oleh pihak sekolah, berbeda dengan homeshcooling yang diatur oleh orangtua murid. Namun, orang tua tetap akan mendapatkannya dari Dinas Pendidikan agar kualitasnya tetap setara.
Jadwalnyapun bebas, semua tergantung dari kesepakatan dan kebutuhan murid. Peran guru di sekolah formal sama dengan peran orangtua dalam homeschooling. Orangtua memegang kendali utama dalam mendidik anaknya.
Kendati demikian, banyak juga orangtua yang mempercayakan guru les sebagai pendidik, atau bahkan mendaftar ke lembaga homeschooling terpercaya.
Intinya, dalam homeschooling semua kembali pada minat dan gaya belajar anak. Ada anak yang senang dan mudah belajar dengan visual, ada yang lewat pendengaran, ada juga lewat cara kinestetik atau gerakan.
Sekolah formal dan homeschooling tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kunci keberhasilan pendidikan anak adalahpola belajar dan terpenuhinya asupan materi pelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat anak.
Komitmen dan tekad orangtua dalam memfasilitasi dan membimbing anak juga merupakan hal yang tak kalah penting.